Facebook Badget

Yanty Agustina's Facebook profile
Tampilkan postingan dengan label tugas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tugas. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 Mei 2008

Autobiografi Sastra : My Literature Assignment

Teka-Teki Kehidupan Manusia Abnormal

Kehidupan itu berjalan dengan penuh teka-teki yang harus dipecahkan manusia, termasuk yang tidak normal sepertiku. Tanggal 10 Agustus 1991, ibuku melahirkanku ke dunia ini. Ibuku, Lay Siau Moi, adalah wanita yang, menurutku, lemah namun bisa menyimpan dendam yang mematikan. Tapi, dia juga yang mendampingiku saat aku melewati masa tergelapku yang tak akan pernah selesai-selesai. Ayahku bernama Hie Pit Khie merupakan pria yang lebih keras dari batu dan tidak bisa dikalahkan. Kedua orangtuaku inilah yang sangat sukses mengajarkanku untuk berbakti kepada mereka tanpa bisa memikirkan diri sendiri sedikitpun.

Masa-masa saat di TK dan SD bukanlah masa yang cukup indah untukku. TK Bachtera Trisna adalah tempat yang dingin. Saat jajan di kantin, yang laki-laki selalu mendorong yang perempuan samapai terjatuh dan menangis. Aku sering sekali terjatuh sehingga aku belajar dan bersumpah tidak mau menjadi perempuan yang lemah. Saat itu, aku tidak punya banyak teman. Aku selalu menjadi copycat, jika temanku mempunyai tempat pensil yang bagus, aku juga akan membeli yang, setidaknya, sama persis. Lalu, aku pernah memperebutkan seseorang untuk jadi kakakku. Orang itu adalah Ernawati, kakak sepupuku. Tentu saja, aku berebut dengan Budiyanto, adik kandungnya. Aku kalah, maka setiap sore, aku hanya menonton tv sendiri atau dengan pembantu atau menganggu di dapur. Sampai sekarang, aku tak pernah suka dengan keluarga sepupuku. Menurutku, mereka semua dari bibiku sampai pembantunya pun berhati culas. Jika aku melakukan sesuatu yang menurut mereka tidak benar, mereka mengadukanku kepada ayahku dan buntutnya, mereka menonton kalau aku sedang dimarahi habis-habisan. Acara favoritku pasti kartun, tapi aku suka juga nonton sinetron sampai bosan karena lebih banyak adegan cinta yang memuakkan daripada adegan perkelahian atau pembunuhan yang lebih kusukai, dan acara dimana ada boneka Susan. Aku dulu juga suka bermain boneka. Boneka itu kutidurkan, tak jarang aku berusaha memandikannya, tapi selalu dilarang oleh ibuku, alasannya nanti rambut bonekanya kusut. Namun, aku kadang bersikap kejam terhadap boneka itu. Salah satu boneka yang kupunyai, Barbie, aku pernah menelanjanginya lalu kucoreti badannya dengan spidol dan pulpen dan aku lucuti lengannya. Kepalanya keras sekali untuk kucabut. Inilah asal-usul kekuatan dan sifat penghancurku.

Masa-masa SD adalah titik balik terendah dimana aku betul-betul tidak punya teman. SD Bhakti Tugas merupakan sekolah umum yang menurut anggapanku dan orangtuaku lebih baik sedikit daripada sekolah negeri, namun etnis China-nya sedikit. Disinilah aku menyadari, mungkin aku mengalami yang namanya diskriminasi ras. Tak ada yang mau bicara denganku. Yang laki-laki mengataiku dan mengejekku seenak perut mereka, yang perempuan mengucilkan dan memanfaatkanku. Aku menghormati teman-temanku tapi mereka tidak menghormatiku sedikitpun, hingga aku berubah menjadi manusia yang kejam. Yang menjadi temanku hanyalah guru-guru yang mengaliku. Saat kelas 1-3 SD, kemampuanku termasuk cukup pintar walaupun tidak masuk 3 besar, tapi selalu 5 dan 10 besar. Pada saat 4 SD, aku berubah menjadi manusia super pintar sekaligus merupakan masa bahwa “tak ada teman” menjadi prinsip hidup. Aku mendapat nilai sempurna untuk mata pelajaran IPS, karena sejak kecil aku doyan baca buku sejarah dan IPA. Ketika aku mendapat nilai 100, satu-satunya di angkatanku, teman-temanku menuduhku menyontek karena ada buku IPS yang terbuka di laciku. Sebenarnya aku lupa tentang buku itu, namun aku tidak menyontek sedikitpun. Kebanyakan yang memfitnahku adalah teman-teman wanita sedangkan yang membelaku hanya wali kelasku serta beberapa teman laki-laki yang berada di dekatku. Aku menangis dan bersumpah bahwa aku akan menghancurkan teman-temanku terutama perempuan-perempuan tukang iri itu. Bayangkan saja, mereka suka sekali membuatku malu. Aku ingat betapa malunya aku saat berdiri di tengah lapangan untuk menerima penghargaan sebagai juara 1 kelas, mereka menyorakiku bersamaan, satu sekolah menyorakiku. Tapi, mereka bertepuk tangan untuk temanku yang peringkatnya lebih rendah. Lalu, mereka mengusirku ketika aku ditunjuk wali kelas untuk menengok seseorang yang sakit. Kata mereka, gara-gara aku, temanku yang peringkatnya lebih rendah tapi populer itu tidak ikut menjenguk. Aku geram, namun semua cowok yang mengenalku dan yang suka sekali berkelahi denganku bersimpati padaku. Aku ingin menuntut balas.

Kesempatan itu datang berkali-kali dan kumanfaatkan dengan baik. Jika ada yang mengejekku, akan kupukuli dia hingga babak belur. Jika ada yang bersikap sok didepanku, akan kumarahi dan kujatuhkan dia. Aku sering sekali mencelakai dan dituduh mencelakai teman-temanku yang wanita. Misalnya, dalam pertandingan bola, aku berhasil merebut bola dari temanku dan kulewati dia. Dia jatuh dan aku dituduh menjatuhkannya. Padahal, menurutku, dia terpeleset sendiri. Contoh lainnya, ketika peniti pramukaku menggores kulit temanku, maka ia menangis dan lagi-lagi aku dipaksa untuk minta maaf. Aku tidak pernah minta maaf untuk hal-hal semacam itu. Aku senang-senang saja, melihat teman-temanku celaka. Aku tak pernah mendapat ucapan selamat ulang tahun, tapi yang kudapati adalah seorang teman yang lahir tanggal 9 Agustus, merayakan ulang tahunnya pada saat 10 Agustus, sehingga otomatis aku dilupakan dan dianggap sampah seperti biasa. Kepintaranku dimanfaatkan tapi diimbangi dengan kekuatan fisikku yang meningkat karena aku sering sekali berkelahi melawan teman-teman yang cowok, dan aku makin dikucilkan. Aku bersumpah saat reuni nanti, akan kubalas semua perbuatan mereka. Aku yang dulu adalah manusia yang pemarah, penuh dendam dan psikopat.

Kelas 4 SD-1 SMP, aku mengikuti kursus sempoa, bhs. Inggris dan SuperBrain(kursus meningkatkan kerja otak). Semuanya berarti bagiku karena disitulah aku betul-betul punya teman. Saat kelas 6 SD, aku bertemu dengan 2 pemuda yang lebih tua 1 tahun dariku dan cukup pintar. Keduanya saling mengenal, suka menjahiliku dan membuatku gembira. Mereka mengubahku, perlahan tapi pasti, menjadi manusia sesungguhnya. Maka, aku naksir mereka berdua. Demi mereka, aku belajar mati-matian dan jadi juara umum di sekolah. Nama mereka Dungga dan Steven.

Awal tahun pertamaku di Mardi Yuana sedikit lebih hangat sebab aku mulai punyai teman yang sesungguhnya. Di saat bersamaan, aku menyelesaikan kursus sempoaku setelah memenangkan beberapa kejuaraan. Namun, tahun pertamaku masih mirip dengan tahun-tahun waktu aku di SD. Ada beberapa cewek sentimentil yang doyan sekali memanfaatkanku dalam berbagai bidang, sehingga aku bagaikan budaknya. Aku naksir cowok lagi bernama Alpen. Dia lucu sehingga aku selalu semangat setiap hari. Semangat itu pulalah yang membuatku berhasil membalas dendam pada temanku yang sentimentil dan memerdekakan diri dari jajahannya. Aku belajar untuk menjadi kuat dan mandiri supaya tak ada lagi yang menindasku. Tahun keduaku di Mardi Yuana merupakan tahun terindah. Harapanku untuk punya teman sesungguhnya terkabul. Aku memggantikan posisi Alpen, Dungga dan Steven dengan seseorang yang bernama Patrick. Orang kurang ajar ini sangat lugu sehingga akulah yang menjahilinya, tapi ia bisa membuatku menangis hanya gara-gara menunjukkan laba-laba palsu besar mengerikan ketika aku serius belajar geografi. Berkat dia, aku hidup seperti manusia, dengan sedikit keabnormalan. Aku suka sekali menaruh buku diatas kepala dan mengajukan pertanyaan aneh pada guru PPKn. Sehingga aku suka pelajaran PPKn sebab aku bisa mengajukan pertanyaan aneh dan bertengkar dengan guruku. Pelajaran favoritku Sejarah, sebab aku smenganggap sejarah itu cerita sehingga aku mudah menghapal setiap kejadian yang ada. Tahun terakhirku di MY merupakan tahun penuh perjuangan. Sainganku banyak, namun aku berhasil mendapat nilai akademis tinggi dan menjejakkan kaki di surga pengharapan, Kolese Gonzaga.

Gonzaga dan Mardi Yuana sudah kuanggap menjadi rumah keduaku. Setiap kali aku berada di sana, aku selalu gembira. Namun, di Gonzaga, aku menghadapi masa tergelapku.Aku mendambakan kebebasan dan persahabatan. Salah satu usahaku untuk mempunyai teman baru adalah ikut Lustrum. Aku tertarik bagaikan magnet sebab sejak dahulu kala, aku tak punya kesempatan untuk ikut dalam berbagai kegiatan besar sekolah. Namun, seenaknya orangtuaku menghancurkan keinginanku. Aku tahu juga bahwa pada saat aku dieksekusi dan divonis dilarang ikut Lustrum, aku ingin membalas dendam pada orang-orang sekitarku. Orangtuaku, kakak angkatku yang kuanggap keluarga dan keluarga bibiku. Bibiku mempengaruhi ayahku supaya aku tidak diperbolehkan ikut Lustrum sedangkan kakak angkatku hanya asyik berpacaran dan tidak mau menolongku. Sejak itu, aku berjanji supaya aku belajar mati-matian untuk mendapatkan nilai yang disyaratkan untuk kuliah di luar negeri, meraih kebebasan yang tak bisa kudapatkan selama mereka didekatku. Mulanya aku benci teman-temanku yang punya kebebasan namun tidak ikut Lustrum. Aku iri, namun aku tak bisa menahan diri untuk membuka diriku sehingga mereka tahu apa yang kuinginkan sebenarnya. Aku juga sudah lupa bagaimana naksir cowok lagi karena di pikranku hanya ada Lustrum, Lustrum, Lustrum. Walaupun aku punya banyak teman, aku masih sering sendirian. Maka, aku bingung, sebenarnya aku punya atau tidak? Tapi, aku selalu sayang teman-temanku. Hal ini paling jelas ketika aku sendirian pergi ke TTA, TMII, Jumat, 9 Februari, untuk memberi semangat bagi teman-teman yang akan bermain dalam drama “Bayang-Bayang Retak”. Aku senang karena aku merasa dihargai oleh teman-temanku, terutama cowok-cowoknya, karena mereka mempercayaiku untuk menjadi penjaga gawang mereka saat kami bertanding melawan kelas lain. Teman-temanku selalu bersemangat mengajakku ikut bertanding bersama. Aku tumbuh menjadi perempuan abnormal dengan obsesi tak habisnya terhadap Lustrum dan sekolah. Saking terobsesinya pada Lustrum, aku pernah bermimpi membeli tiket nonton, melihat latihan, ikut latihan, melihat persiapan sampai menonton pementasannya, tapi aku tidak pernah bermimpi dalam tidurku bahwa aku akan ada di panggung sebagai salah satu pemain yang sah. Menyedihkan sekali. Aku menjadi sangat berbeda dari teman-teman cewekku yang lain. Aku tidak suka segala sesuatu yang bersifat feminim atau kewanitaan sehingga aku kadang bingung, aku ini cewek atau cowok?? Kupikir predikat “laki-laki” pantas untukku karena aku tidak suka segala hal yang bersifat feminim, karena menurutku dan berdasarkan pengalamanku di SD, segala hal yang feminim itu jelek, memuakkan dan membuatku lemah. Aku juga menjadi perempuan kuat dan berbeda dengan obsesi anak kecil yang punya impian besar. Aku berharap supaya teman-temanku tidak pergi dari hadapanku. Aku selalu benci liburan dan kenyataan, aku tidak ikut dalam kepanitiaan Jambore dan Lustrum, membuatku sedih dan kesepian. Maka, aku selalu berdoa supaya aku bisa bertemu mereka.

Hidupku penuh sekali dengan teka-teki yang membingungkan dan menyesatkan, tapi jika aku berhasil memcahkan teka-teki itu, pintu kebahagiaan akan terbuka untukku....

Teman sejati bagaikan 2 jiwa dalam satu tubuh.....

Kamis, 01 Mei 2008

Sistem Koloid:my chemistry assignment

SISTEM KOLOID

SISTEM KOLOID

Disusun oleh :

Yanty

XI-IPA 3/30

SMA GONZAGA

Jl. Pejaten Raya no. 10 A

Jakarta Selatan

April 2008

SISTEM DISPERSI

Sistem dispersi adalah sistem dimana suatu zat tersebar merata (fase terdispersi) di dalam zat lain (fase pendispersi atau medium). Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputu-putus) sedangkan medium disperse bersifat kontinu. 3 jenis sistem disperse yaitu ;

  1. Larutan

Larutan adalah keadaan dimana zat terlarut (molekul, atom, ion) terdispersi secara homogen dalam zat pelarut. Larutan bersifat stabil dan tak dapat disaring. Diameter partikel zat terlarut lebih kecil dari 10-7 cm. Contoh : larutan gula, larutan garam

  1. Suspensi

Suspensi adalah keadaan dimana zat terlarut terdipersi secara heterogendalam zat pelarut, sehingga partikel-partikel zat terlarut cenderung mengendap dan dapat dibedakan dari zat pelarutnya.. Suspensi bersifat diskontinu, dapat disaring dan merupakan sistem 2 fase. Diameter partikel zat terlarut lebih besar dari 10-5 cm. Contoh: air kopi, air kapur

  1. Koloid

Koloid adalah suatu campuran yang keadaannya berada diantara larutan dan suspensi/larutan kasar. Koloid terlihat sebagai campuran homogen, namun digolongkan sebagai campuran heterogen secara mikrokopis. Koloid umumnya bersifat tidak stabil dan tidak dapat disaring. Diameter zat terlarut antar 10-7-10-5 cm.

Perbandingan Sifat Larutan, Koloid dan Suspensi.

Larutan (Dispersi Molekuler)

Koloid (Dispersi Koloid)

Suspensi (Dispersi Kasar)

Contoh : larutan gula

Contoh : susu

Contoh : air kopi

  1. Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra
  2. Diameter partikel lebih kecil dari 10-7 cm.
  3. Satu fase
  4. Stabil
  5. Tak dapat disaring dan tak memisah ketika didiamkan
  6. Jernih
  7. Bersifat transparan dan meneruskan cahaya
  1. Secara makroskopis bersifat homogen tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra (campuran antara homogen dan heterogen)
  2. Diameter partikel antara 10-7 sampai 10-5 cm.
  3. Dua fase
  4. pada umumnya stabil
  5. tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra dan tak memisah ketika didiamkan
  6. Tidak jernih
  1. Heterogen (Campuran)
  2. Diameter partikel lebih besar dari 10-5 cm
  3. Dua fase
  4. Tidak stabil
  5. Dapat disaring dan memisah ketika didiamkan
  6. Tidak jernih
  7. Dapat menghamburkan cahaya

PENTINGNYA KIMIA KOLOID

Pada umumnya zat yang ditemukan pada kehidupan sehari-hari nerada dalam keadaan koloid sehingga semua cabang ilmu kimia sangat berkepentingan dengan kimia koloid, diantaranya sebagai berikut :

  • Semua jaringan bersifat koloidal
  • Tanah terdiri dari bagian-bagian yang bersifat koloid sehingga ilmu tanah, pertanian dan sebagainya harus mencakup penerapan kimia koloid pada tanah
  • Pengetahuan tentang koloid sangat diperlukan dalam industri cat, keramik,plastik, tekstil, kertas, lem, tinta, semen, karet, kulit, penyedap, mentega, keju, susu dan makanan lain, pelumas, sabun, obat semprot pertanian dan insektisida, gel, selai dan lain-lain.

JENIS-JENIS KOLOID

Penggolongan sistem koloid didasarkan pada jenis fase pendispersi dan fase terdispersi.

  1. Aerosol

Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Contoh aerosol padat : debu buangan knalpot. Sedangkan zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair. Contoh aerosol cair : hairspray dan obat semprot.

Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh propelan aerosol yang banyak digunakan yaitu CFC dan CO2.

  1. Sol

Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Contoh sol : putih telur, air lumpur, tinta, cat dan lain-lain. Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat padat disebut sol padat. Contoh sol padat : perunggu, kuningan, permata (gem).

  1. Emulsi

Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Sedangkan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut emulsi padat dan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam gas disebut emulsi gas. Syarat terjadinya emulsi yaitu kedua zat cair tidak saling melarutkan. Emulsi digolongkan ke dalam 2 bagian yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak.. Contoh emulsi minyak dalam air : santan, susu, lateks. Contoh emulsi air dalam minyak : mayonnaise, minyak ikan, minyak bumi. Contoh emulsi padat : jelly, mutiara, opal.

Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Misalnya sabun dicampurkan kedalam campuran minyak dan air, maka akan diproleh campuran stabil yang disebut emulsi.

  1. Buih

Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih, sedangkan sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat padat disebut buih padat.Buih digunakan dalam proses pengolahan biji logam dan alat pemadam kebakarn. Contoh buih cair : krim kocok (whipped cream), busa sabun. Contoh buih padat : lava, biskuit.

Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat yang mengandung pembuih dan distabilkan oleh pembuih seperti sabun dan protein. Ketika buih tidak dikehendaki, maka buih dapat dipecah oleh zat-zat seperti eter, isoamil dan alkohol.

  1. Gel

Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat setengah kaku disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsropsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Contoh gel : agar-agar, semir sepatu, mutiara, mentega.

Campuran gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid tetapi suatu larutan sebab semua gas bercampur baik secara homogen dalam segala perbandingan.

SIFAT-SIFAT KOLOID

1. EFEK TYNDALL

Salah satu mengenali koloid yaitu menjatuhkan seberkas cahaya kepada obyek. Larutan bersifat meneruskan cahaya sedangkan koloid bersifat menghamburkan cahaya. Berkas cahaya yang melalui koloid dapat diamati dari arah samping walaupun partikel koloidnya tidak tampak. Jika partikel terdispersinya kelihatan maka sistem disebut suspensi. Maka, egek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid. Contoh peristiwa efek Tyndall : sorot lampu pada malam yang berkabut, sorot lampu proyektor di ruangan yang berasap dan berkas sinar matahari melalui celah daun pohon pada pagi yang berkabut.

2. GERAK BROWN

Gerak zig-zag partikel koloid secara terus-menerus disebut Gerak Brown. Gerak Brown menunjukkan kebenaran teori kinteik molekul yang menyatakan bahwa molekul-molekul dalam zat cair selalu bergerak cepat. Gerak Brown terjadi akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid. Semakin tinggi suhu, semakin cepat Gerak Brown berlangsung karenan energi kinetik molekul medium meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.Gerak inilah yang menyebabkan atikel-partikel koloid tidak mengendap karena dapat mengatasi gaya gravitasi.

3. ADSORPSI

Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik dan mempunyai muatan. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis.Bila partikel koloid menyerap ion pada permukaannya, maka partikel koloid akan bermuatan listrik.

Partikel koloid bermuatan positif bila mengadsorpsi kation, misalnya Al(OH)3, Fe(OH)3, protein dalam asam dan lain-lain. Senaliknya partikel koloid akan bermuatan negatif bila mengadsorpsi anion, misalnya As2S3, belerang, sol logam, kanji dan lain-lain.

Jika sepasang elektrode yang dialiri arus listrik dicelupkan ke dalam dispersi koloid, maka partikel koloid bermuatan positif akan bergerak menuju katode dan partikel kolid bermuatan negatif akan bergerak menuju anode.

Kegunaan Elektroforesis :

  • Untuk menentukan muatan suatu partikel koloid
  • Untuk mengurangi zat-zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik.

4. ADSORPSI

Partikel koloid mempunyai kemampuan untuk menyerap molekul atau ion pada permukaannya sehingga memiliki muatan listrik disebut adsorpsi. Sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ion positif hingga bermuatan positif, sedangakn sol As2S3 dalam air mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif.

Sifat adsorpsi dari koloid digunakan dalam berbagai proses, di antaranya :

  • Penyembuhan sakit perut oleh serbuk karbon (norit), didalam usus membentuk sistem koloid yang dapat menadsorpsi gas atau zat racun.
  • Proses pewarnaan kain
  • Pemutihan gula tebu. Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalui tanah diatomae dan arang tulang sehingga zat warna dalam gula akan diadsorpsi dan gula menjadi putih bersih.
  • Proses penjernihan air. Air ditambahkan alumunium sulfat sehingga terhidrolisis membentuk Al(OH)3 yang berupa koloid yang dapat mengadsorpsi zat warna dan pencemar dalam air.

5. KOAGULASI

Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel-partikel koloid karena adanya suatu elektrolit dengan muatan yang berlawanan. Apabila muatan koloid dilucuti maka kestabilan akan berkurang dan menyebabkan penggumpalan/koagulasi. Peulucutan muatan koloid terjadi pada sel elektroforesis atau jika elektrolit ditambahkan ke dalam sistem koloid. Apabila arus listrik dialirkan cukup lkama ke dalam sel elektroforesis maka partikel akan digumpalkan ketika mencapai elektrode. Maskin besar muatan ion makin kuat daya tarik menariknya denga partikel kolod sehingga makin cepat terjadinya koagulasi.

Beberapa contoh koagulasi adalah sebagai berikut :

1. Pada pengolahan karet, partikel-partikel karet dalam lateks digumpalkan dengan penambahan asam asetat atau asam format sehingga karet dapat dipisahkan dari lateksnya.

2. Partikel tanah liat yang dikandung air sungai akan mengendap tatkala berjumpa dengan air laut yang mengandung banyak elektrolit sehingga terjadilah delta di muara sungai.

3. Jika bagian tubuh mengalami luka maka ion Al3+ atau Fe3+ segera menetralkan partikel albuminoid yang dikandung darah sehingga terjadi penggumpalan darah yang menutupi luka.

4. Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas. Sol tanah liat dalam air biasanya bermuatan negatif sehingga akan digumpalkan oleh ion Al3+ dari tawas (aluminium sulfat)

5. Asap atau debu dari pabrik/industri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari Cottrel.

6. KOLOID PELINDUNG

Pada beberapa proses suatu koloid harus digumpalkan, di lain pihak ada koloid yang perlu dijaga agar tidak menggumpal. Sistem koloid dapat distabilkan dengan penambahan suatu koloid lain yang disebut koloid pelindung (koloid protektif), Koloid pelindung ini akan membungkus partikel terdispersi sehingga tidak dapat lagi berkelompok dan menggumpalkan. Contoh :

  • Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula
  • Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung
  • Zat-zat pengemulsi seperti sabun dan detergen, juga tergolong koloid pelindung

7. DIALISIS

Pada permukaan suatu koloid, seringkali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kestabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis. Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan ke dalam suatu kantung koloid, lalu kantung koloid itu dimasukkan ke dalam bejana berisi air mengalir. Kantong koloid terbuat dari selaput semipermeable, yang dapat melewatkan pertikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan partikel besar seperti koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air. Contoh : proses cuci darah.

8. KOLOID LIOFOB DAN KOLOID LIOFIL

Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Suatu koloid disebut koloid liofil jika terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar anatar zat terdispersi dengan mediumnya. Partikel-partikel koloid dapat mengadsorpsi cairan sehingga terbentuk selubung cairan disekeliling partikel koloid. Jika cairannya berupa air maka istilahnya adalah hidrofil. Koloid hidrofil mempunyai gugu ionik atau gugus polar di permukaannya sehingga mempunyai interaksi yang baik dengan air. Butir-butir koloid liofil/hidrofil dapat mengadsorpsi molekul mediumnya sehingga membentuk suatu selubung. Hal tersebut disebut solvatasi/hidratasi sehingga kolid terhindar dari agregasi (pegelompokkan). Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan sedikit elektrolit. Zat padat yang dipisahkan dari sol hidrofil dicampurkan kembali dengan air maka dapat membentuk kembali sol hidrofil, atau dengan kata lain bersifat reversible. Contoh sol hidrofil : kanji, protein dan agar-agar.

Koloid hidrofob adalah sistem koloid yang gaya tarik-menarik antar zat terdispersi dengan mediumnya sangat lemah atau tidak ada. Partikel-partikel koloid tidak mengadsropsi caoran. Jikan cairannya berupa air maka disebut hidrofob. Koloid hidrofob tidak akan stabil dalam medium polar seperti air tanpa kehadiran zat pengemulsi atau koloid pelindung. Zat pengemulsi membungkus partikel koloid sehingga tidak terjadi koagulasi. Sol hidrofob dapat mengalami koagulasi pada penambahan sedikit elektrolit. Sekali zat terdispersi dipisahkan, tidak akan membentuk sol kembali dengan air. Contoh sol hidrofob : sol sulfida dan sol-sol logam.

Perbedaan sol hidrofil dan sol hidrofob

Sol Hidrofil

Sol hidrofob

  1. Mengadsorpsi mediumnya
  2. Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif besar
  3. Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit
  4. Viskositas lebih besar daripada mediumnya
  5. Bersifat reversibel
  6. Efek Tyndall lemah
  1. Tidak mengadsorpsi mediumnya
  2. hanya stabil pada konsntrasi kecil
  3. mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit
  4. Viskositas hampir sama dengan mediumnya
  5. tidak reversible
  6. Efek Tyndall lebih jelas

PEMBUATAN KOLOID

Oleh karena ukuran partikel koloid terletak antara partikel suspensi dan partikel larutan, maka terdapat 2 cara pembuatan sistem koloid.

  1. Cara Dispersi

Pada dasarnya, diperoleh partikel koloid dengan menghaluskan partikel-partikel kasar.

· Cara mekanik

Ø Penggerusan.penggilingan untuk zat padat

Ø Pengadukan/pengocokan untuk zat cair

· Cara kimia (peptisasi)

Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pememptisasi (pemecah). Zat pememptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid atau dengan penambahan elektrolit yang mengandung ion sejenis.

· Elektrodispersi(metode busur Bredig)

Cara busur bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. 2 kawat logam yang berfungsi sebagai elektrode dicelupkan ke dalam air, kemudian di antara kedua kawat diberi loncatan listrik. Sebagian logam akan mendebu ke dalam air dan terbentuklah sistem koloid.. Contoh : pembuatan sol Au. Ag, Pt dan Cu.

2. Cara Kondensasi

Partikel-partikel halus (ion, atom atau molkeul) digumpalkan menjadi partikel berukuran koloid.

· Cara fisika

Ø Pendinginan

Ø Penggantian pelarut

Ø Pengembunan

· Cara kimia

Ø Reaksi pengendapan

Metode ini umumnya digunakan untuk membuat sol-sol logam yang kelarutannya rendah. Contoh : AgNO3 + NaCl→ AgCl + NaNO3

Ø Dekomposisi rangkap

Contoh : Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara latutan H2AsO3 dengan larutan H2S.

2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq)→ As2S3(koloid) + 6H2O(l)

· Reaksi Redoks

Sol logam seperti emas dalam air dapat diperoleh dengan mereduksi larutan garamnya, menggunakan reduktor non-elektrolit seperti formaldehida, glukosa dan lain-lain.

2AuCl3 + 3HCHO + 3H2O→ 2Au + 6HCl + 3HCOOH

· Reaksi Hidrolisis

Sol-sol hidroksida logam seperti Fe(OH)3,All(OH)3 dan Sn(OH)2 diperoleh dengan menambahkan garam kloridanya ke dalam air mendidih dan garam itu mengalami hidrolisis menjadi hidroksida yang berukuran koloid.

FeCl3 + 3H2O→ Fe(OH)3 + 3HCl

· Penggantian pelarut

3. Koloid Asosiasi

Koloid asosiasi adalah sistem koloid yang terbentuk ketika partikel atau molekul terdispersi mengadakan asosiasi dengan medium pendispersinya.

4. Koloid dan Polusi

Kabut merupakan dispersi partikel air dalam udara. Kabut terjadi jika udara panas yang mengandung uap air tiba-tiba mengalami pendinginan sehingga sebagian uap air mengalami kondensasi. Jika asap bergabung dengan kabut maka terbentuklah asbut (asap kabut/smog). Asbut berbagai jenis gas yang terbentuk dari serentetan reaksi fotokimia, diantaranya ozon, aldehida dan peroksiasetil nitrat (PAN=CH3-COOONO2).


Tugas Borland Delphi angkatan 20 kelas XI IPA

Input : D A N I E L

Output :

L E I N A D

L E I N A

L E I N

L E I

L E

L

Programnya:

Program segitiga_terbalik_awal;

Uses Forms;

{$apptype console}

Var nm:string; a,b,p:integer;

Begin

Write(‘masukin nama= ‘);readln(nm);

P:=length(nm);

For a:=1 to p do

Begin

For b:=p downto a do

Begin

Write(copy(nm,b,1),’ ‘);

End;

Writeln;

End;

Readln;

End.

Input : DANIEL

Output :

L E I N A D

E I N A D

I N A D

N A D

A D

D

Programnya:

Program segitiga_terbalik_akhir;

Uses Forms;

{$apptype console}

Var nm:string; a,b,p:integer;

Begin

Write(‘masukin nama= ‘);readln(nm);

P:=length(nm);

For a:=p downto 1 do

Begin

For b:=a downto 1 do

Begin

Write(copy(nm,b,1),’ ‘);

End;

Writeln;

End;

Readln;

End.



Input : Gonzaga

Output :

A

G A

A G A

Z A G A

N Z A G A

O N Z A G A

G O N Z A G A

Programnya :

Program segitiga_gonzaga;

Uses forms;

{$apptype console}

Var nm : string; a,b,p:integer;

Begin

Write(‘masukin nama= ‘);readln(nm);

P:=length(nm);

For a:=p downto 1 do

Begin

For b:=a to p do

Begin

Write(copy(nm,b,1),’ ‘);

End;

Writeln;

End;

Readln;

End.

Input : GONZAGA

Output :

A

A G

A G A
A G A Z

A G A Z N

A G A Z N O

A G A Z N O G

Programnya :

Program segitiga_agaznog;

Uses forms;

{$apptype console}

Var nm : string; a,b,p:integer;

Begin

Write(‘masukin nama= ‘);readln(nm);

P:=length(nm);

For a:=p downto 1 do

Begin

For b:=p downto a do

Begin

Write(copy(nm,b,1),’ ‘);

End;

Writeln;

End;

Readln;

End.



Input : Riska atau Reno

Output :

GANJIL

--------------

R I S K A

I S K A

S K A

K A

A

K A

S K A

I S K A

R I S K A

Atau

GENAP

--------------

O

N O

E N O

R E N O

E N O

N O

O

Programnya:

program pengulangan_maha_bertingkat_banyak;

uses forms;

{$apptype console}

var nm:string; a,b,p:integer;

begin

write('nama= ');readln(nm);

p:=length(nm);

if p mod 2=0 then

writeln(‘GENAP’);

writeln(‘------------------‘);

begin

for a:=p downto 1 do

begin

for b:=a to p do

begin

write(copy(nm,b,1),' ');

end;

writeln;

end;

for a:=p-2 to p do

begin

for b:=a to p do

begin

write(copy(nm,b,1),' ');

end;

writeln;

end;

end

else

begin

writeln(‘GANJIL’);

writeln(‘----------------------‘);

for a:=1 to p do

begin

for b:=a to p do

begin

write(copy(nm,b,1),' ');

end;

writeln;

end;

for a:=p downto 2 do

begin

for b:=a-1 to p do

begin

write(copy(nm,b,1),' ');

end;

writeln;

end;

end;

readln;

end.

Versi Thomas

program PR_komputer;

uses forms;

{$apptype console}

var nm,mn : string;

i1,i2,l : integer;

begin

clrscr;

write('Nama : ');readln(nm);

l := length(nm);

writeln;

for i1 := l downto 1 do

begin

mn := mn + copy(nm,i1,1);

end;

if l mod 2 = 0 then

begin

writeln('GENAP');

writeln('-----');

for i1 := 1 to l do

begin

for i2 := i1 downto 1 do

begin

write(copy(mn,i2,1),' ');

end;

writeln;

end;

for i1 := 2 to l do

begin

for i2 := i1 to l do

begin

write(copy(nm,i2,1),' ');

end;

writeln;

end;

end

else

if l mod 2 = 1 then

begin

writeln('GANJIL');

writeln('------');

for i1 := 1 to l do

begin

for i2 := i1 to l do

begin

write(copy(nm,i2,1),' ');

end;

writeln;

end;

for i1 := 2 to l do

begin

for i2 := i1 downto 1 do

begin

write(copy(mn,i2,1),' ');

end;

writeln;

end;

end;

readln;

end.

Powered By Blogger